new.afebsi.or.id – Kembali Amal Insani Foundation sebagai sebuah entitas akadamik yang memiliki focus pada bidang Pendidikan, sosial, keagamaan dan Kesehatan melaksanakan kegiatan Webinar Nasional, Sabtu (30/11/2024)
Kegiatan Webinar Nasional yang dilaksanakan merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis ke 8 Amal Insani Foundation. Tema yang diusung dalam kegiatan Webinar Nasional adalah Menyoal Pendidikan Berkualitas versus Pendidikan Gratis, yang menghadirkan narasumber Prof. Dr. Yudi Juniardi, M.Pd dan Dr. H.M. Soleh Hapudin, M.Si.
Kegiatan Webinar Nasional ini dipandu oleh Moderator Edi Muhammad Abduh, seorang pengamat sosial politik dari The Sultan Center, dan juga akademisi dari Universitas Bina Bangsa.
Dalam sambutannya, CEO Amal Insani Foundation Achmad Rozi mengatakan bahwa kegiatan Webinar Nasional dalam rangkaian Dies Natalis Amal Insani Foundation menjadi tradisi yang akan dikembangkan terus setiap tahun.
“Sebagai bukti dan komitmen kami dalam memberikan pencerdasan kepada Masyarakat, kami terus akan membangun atmosfir akademik yang sehat melalui seminar atau webinar. “ ujar Achmad Rozi yang juga merupakan Founder Amal Insani Foundation.
Rozi menambahkan, “kami meyebut bahwa kegiatan webinar ini merupakan “Silaturahmi Intelektual” yang harus selalu dibudayakan dikalangan Masyarakat, khususnya Masyarakat akademik.
Prof Yudi Juniardi : Ada Empat faktor penting dalam Peningkatan Pendidikan Bermutu.
Sementara dalam penyampaian materi awal Webinar, Prof. Dr. Yudi Juniardi mengatakan bahwa tema Webinar kali ini cukup menarik dan tengah menjadi isu yang ramai diperbincangkan, baik ditingkat local maupun nasional.
Dalam materinya yang berjudul, Banten Cerdas: Pendidikan Gratis, Berkualitas, dan Merata, Prof Yudi mengatakan, “ Pendidikan Bermutu adalah Proses pembelajaran yang efektif, relevan, dan berorientasi pada pengembangan potensi peserta didik. “
“Adapun Pendidikan Pendidikan Gratis adalah Ketersediaan pendidikan tanpa biaya bagi seluruh masyarakat, terutama bagi mereka yang kurang mampu.” Ujar Guru Besar Untirta Banten ini.
Menyoroti tentang tantangan Pendidikan di Banten, Prof. Yudi Juniardi yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pendidikan di Provinsi Banten mengatakan bahwa, ada empat faktor yang menjadi tantangan Pendidikan di Banten. Pertama, Kekurangan guru Berkualitas; kedua. Sarana dan Prasarana yang tidak memadai, Ketiga, Kesenjangan akses Pendidikan di perkotaan dan perdesaan, serta kurangnya anggaran Pendidikan.
Menurut Prof. Yudi, Upaya untuk meningkatkan Pendidikan Bermutu terletak pada empat hal, yaitu; Memperbaiki Kompetensi Guru, Meningkatkan Sarana dan prasarana Sekolah, Mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, dan mendorong inovasi dalam pembelajaran.” Pungkas Ketua Dewan Penasehat IDRI Banten ini.
Dr. Soleh Hapudin : Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, pendidikan gratis yang berkualitas dapat terwujud di Indonesia
Sementara menurut Dr. Soleh Hapudin Pendidikan bermutu adalah sebagai sistem pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan akademis yang baik, tetapi juga keterampilan praktis.
“Mutu pendidikan tidak terjadi secara alamiah, melainkan terbentuk bila dikelola dengan manajemen yang baik PDCA (Plan, Do, Check, Action). Adanya Ragam Mutu, yaitu; Mutu Produk (lulusan) dan Mutu Layanan (Proses). Dan berikutnya Lulusan yang memiliki pendidikan berkualitas cenderung lebih siap untuk memasuki dunia kerja, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi” Dr. Soleh Hapudin yang menjabat sebagai Ketua Forum SIlaturahmi Doktor Indonesia (Forsiladi) Banten.
Dalam kontek Pendidikan Gratis, Dr. Soleh Hapudin mengatakan bahwa Pendidikan gratis adalah penyelenggaraan pendidikan tanpa mengikutsertakan masyarakat (orang tua dalam pembiayaan, khususnya untuk keperluan operasional sekolah)
Ditambahkan oleh Dr. Soleh Hapudin, “Kebijakan Pendidikan Gratis adalah kebijakan yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan layanan pendidikan tanpa dikenakan biaya, baik biaya sekolah, buku, maupun fasilitas pendukung lainnya.”
Diakhir pemaparan, Dosen Universitas Esa Unggul Indonesia ini memberikan catatan bahwa, pertama, Pendidikan gratis adalah langkah strategis untuk menciptakan masyarakat yang cerdas dan berdaya saing. Kedua, Dengan prinsip keadilan, inklusivitas, dan keberlanjutan, pendidikan gratis dapat menjadi instrumen penting dalam memutus rantai kemiskinan. Ketiga, tantangan dalam hal kualitas, pengelolaan dana, dan kesadaran masyarakat perlu diatasi untuk memastikan program pendidikan gratis berjalan efektif dan mencapai tujuannya. Keempat, Melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, pendidikan gratis yang berkualitas dapat terwujud di Indonesia. (red)