Ditjen Diktiristek Luncurkan Empat Aplikasi dan Satu Fasilitas Baru

download 54

Jakarta – Untuk mendukung akselerasi transformasi digital dan meningkatkan kualitas layanan di pendidikan tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) resmi meluncurkan empat aplikasi dan satu fasilitas, pada Senin (3/1). Kelima hal tersebut antara lain Sistem Informasi Kelembagaan (SIAGA), Satu Dikti, Single Sign-On (SSO), Neo Feeder, serta Dikti AI Centre.

Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam menuturkan tujuan dari peluncuran lima aplikasi dan fasilitas tersebut, yakni untuk mengakselerasikan kemajuan Artificial Intellegence (AI) untuk memberikan transparansi dalam pelayanan yang diberikan oleh Ditjen Diktiristek sehingga dapat diikuti oleh lembaga pendidikan tinggi di Indonesia.

“Tujuan dari Dikti AI Centre ini adalah untuk mengakselerasikan kemajuan AI yang di mana mahasiswa membutuhkan akselerasi dalam mendukung program MBKM dan turunannya. Upaya ini juga diluncurkan untuk mempercepat pelayanan dan menyediakan layanan yang transparan sehingga secara mudah dapat diikuti oleh proses kelembagaan sehingga integritas sistem semakin kita utamakan,” paparnya.

Nizam menambahkan Dikti AI Centre sudah berhasil melakukan kerja sama dengan beberapa pihak yang diharapkan mampu mendatangkan beragam manfaat bagi riset-riset yang ada di masyarakat dalam berbagai bidang. Beberapa kerja sama dengan industri tersebut dengan menggunakan super computer yang muaranya bermanfaat ke masyarakat baik itu riset-riset dalam bidang kesehatan, kebijakan, smart citysmart farming dan sebagainya.

“Sehingga dapat dimudahkan dengan adanya super computer serta kolaborasi antara Kemenristekdikti, perguruan tinggi serta industri,” pungkasnya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Tinggi, Riset, dan Teknologi Paristiyanti Nurwardani juga menyampaikan perlunya peningkatan kualitas Talenta Digital AI dengan menyiapkan pelatihan-pelatihan agar ribuan mahasiswa bertalenta mendapatkan sertifikat nasional. Ia memaparkan di tahun 2035 Indonesia memerlukan 90 juta talenta digital untuk menyiapkan ahli kompetensi mahasiswa yang memiliki sertifikat di bidang AI. Di tahun 2021 Ditjen Diktiristek sudah menyiapkan lebih dari 62 ribu talenta digital.

“Dan di tahun 2022 ini kami berusaha untuk menyiapkan pelatihan digital untuk dapat meningkatkan talenta sebanyak 200 ribu mahasiswa dan bisa mendapatkan sertifikat nasional maupun internasional, dan dilipatkan pada tahun 2023 sebanyak 3 kali lipat yaitu sebanyak 600 ribu mahasiswa yang bertalenta digital,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Kelembagaan Ditjen Diktiristek Ridwan mengatakan bahwa perilisan aplikasi ini merupakan salah satu bentuk peningkatan layanan Ditjen Diktiristek bagi pengguna. Untuk layanan di bidang kelembagaan, ia berharap perguruan tinggi akademik dan badan layanan penyelenggaraan perguruan tinggi akademik dapat memanfaatkan sistem SIAGA dengan baik.

“Semoga proses-proses usulan, perubahan, pendirian dan pembukaan prodi seluruh Indonesia terutama di bawah Kemendikbudristek dapat digunakan sebaik-baiknya sehingga proses ini akan berjalan baik di masa mendatang sebagai pengganti sistem lama. Kami yakin sistem baru ini dapat meningkatkan pelayanan kami bagi pengguna layanan,” katanya.

Ismail Fahmi selaku Founder dari Drone Emprit yang hadir pun menilai peluncuran aplikasi ini dapat memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur di Indonesia. Menurutnya, tujuan dari data atau AI adalah menciptakan SDM yang berkualitas yang berbasis pada ilmu pengetahuan, sains, teknologi, dan humaniora. Oleh sebab itu, masa depan AI menjadi tantangan dan kelangkaan yang luar biasa di bidang infrastruktur dan SDM.

“Untuk infrastruktur, perguruan tinggi yang tidak memiliki AI center bisa menggunakan platform yang diluncurkan oleh Ditjen Dikti. Mahasiswa juga bisa memanfaatkan ini untuk menguasai AI. Harapan besar saya mahasiswa dapat berpikir untuk memanfaatkan komputasi ini untuk membuat suatu modelling big data AI, yang bisa dijadikan produk ataupun company,” ujarnya.

Kelima aplikasi dan layanan yang dirilis, memiliki fungsi masing-masing yang bertujuan untuk memudahkan insan Dikti dalam mengakses layanan dan program milik Ditjen Diktiristek. Aplikasi pertama yang dirilis adalah SIAGA atau Sistem Informasi Kelembagaan. Ini merupakan platform perijinan yang memberikan fasilitas kepada masyarakat dalam rangka pendirian atau perubahan perguruan tinggi akademik dan pembukaan program studi. SIAGA didesain dengan memanfaatkan algoritma cerdas dan dibangun berdasarkan munculnya permasalahan di lapangan terkait dengan perizinan. SIAGA berkomitmen memberikan jaminan layanan yang lebih cepat dan transparan dengan cara mengotomatisasi proses perizinan untuk memangkas rantai birokrasi yang panjang dan selama ini dilakukan secara manual.

Aplikasi kedua adalah Satu Dikti, yaitu platform terintegrasi yang mendukung berbagai layanan pada perguruan tinggi. Aplikasi ini dibangun untuk menyediakan layanan unggulan yang memberikan kemudahan akses informasi dunia pendidikan tinggi. Aplikasi ketiga yaitu Single Sign-On. SSO adalah sebuah metode yang memudahkan pengguna untuk melakukan login di berbagai situs maupun aplikasi. SSO Ditjen Diktiristek menjadi layanan autentikasi yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan satu akun dan pada satu halaman saja guna mengakses berbagai layanan program Ditjen Diktiristek.

Aplikasi keempat adalah Neo Feeder yang merupakan versi terbaru dari aplikasi PDDikti Feeder yang digunakan untuk sinkronisasi data perguruan tinggi ke data base Forlap. Melalui pembaruan ini, Neo Feeder menawarkan berbagai kemudahan baru, di antaranya integrasi dengan Kampus Merdeka, pendataan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), proses prefill lebih cepat, pembaharuan teknologi microservices, multi platform operating system, kemudahan langsung update di aplikasi, tampilan yang lebih segar, serta didukung dengan inovasi teknologi terbaru yang diharapkan dapat mempermudah para pengelola data di perguruan tinggi melakukan pelaporan dan sinkronisasi data.

Layanan terakhir adalah Dikti AI Centre. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi beberapa waktu lalu telah meluncurkan suatu fasilitas server komputasi berkemampuan tinggi yang dapat dimanfaatkan secara terbuka oleh semua insan Dikti  di Indonesia. Super komputer yang diadakan memiliki kapasitas komputasi sebesar 25 Petaflops dan merupakan fasilitas yang sangat mumpuni untuk pengembangan Artificial Intelligence. Fasilitas Super komputer Dikti AI Centre ini bertujuan untuk menciptakan talenta AI nasional melalui berbagai kegiatan pelatihan maupun pendidikan yang bekerja sama dengan industri  dalam kaitannya dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Fasilitas ini juga  digunakan oleh  perguruan tinggi dan mitra untuk menghasilkan inovasi-inovasi di bidang Artificial Intelligence yang dapat menjawab kebutuhan industri dan lembaga pemerintah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *